Esai-esai segar yang berisi kajian, analisis, dan opini seputar media dan komunikasi.
Di tangan jurnalisme bergaya ala infotainment, peristiwa politik diubah jadi tontonan yang menghibur.
Pidato Anies Baswedan dipermasalahkan karena menggunakan kata “pribumi”, yang sesungguhnya adalah taktik retorika politik “peluit anjing”. Kenapa pemilihan kata dan retorika politik tersebut bermasalah?
Perkembangan teknologi memungkinkan lahirnya praktik baru bermedia. Media Tanpa Rumah adalah salah satunya.
Maukah media-media yang dulu ikut mempopulerkan Dwi Hartanto mengakui kesalahan dan meminta maaf?
PKI dan komunisme adalah topik tahunan publik Indonesia tiap akhir September. Bagaimanakah media baru mempengaruhi ingatan serta pembicaraan kita tentang peristiwa itu?
Banyak orang dipermalukan di Internet atas nama sanksi sosial. Apakah perilaku seperti ini selalu dapat dijustifikasi?
Banyak kalangan menyayangkan hilangnya “kebenaran” dalam media kontemporer. Tapi, apakah pernah ada “era kebenaran” dalam media kita?