Fungsi jurnalisme tak hanya menyuarakan kebenaran, tapi juga mengadvokasikan suara mereka yang tertindas. Namun sayangnya aksi penting ini seringkali dijegal oleh para pemangku kekuasaan. Intimidasi dan pelecehan tak hanya menyerang jurnalis-jurnalis mapan, tapi juga mahasiswa yang tergabung di persma. Mereka tak hanya diintimidasi oleh pejabat-pejabat universitas, tapi juga oleh sesama mahasiswa. Bagaimana ceritanya? Simak lebih lanjut di Bangku Belakang edisi ini.
Tidak ada persma yang tidak berpihak.
Maaf, Anak Persma Bukan Humas Kampus, wahai Bapak/Ibu Birokrasi yang Terhormat! - Rusda Khoiruz ZamanLebih enak jadi anak persma cowok. Mereka tidak dimodusin narasumber.
Modus-Modus Narsum: Suka Duka Menjadi Anggota Persma Perempuan - Priska SalsabiilaMasih mahasiswa sudah suka mengintimidasi persma. Apalagi jadi pejabat kampus.
Baru Berjalan Satu Bulan, Persma Fakultas Kami “Diintimidasi” oleh Para Pejabat BEM Fakultas Sendiri - Ananda BintangPembredelan tak akan menyelesaikan masalah yang diberitakan persma, Pak, Bu.
Kok Persma Diancam Terus, Pak? Bu? - Ade Tegar Irsandy