Paras rupawan kerap dianggap sebagai berkah. Tapi obsesi kita secara sosial pada kecantikan adalah masalah.
Bukan lagi milik dirinya, tubuh perempuan menjadi ajang perdebatan publik dan diatur oleh negara. Regulasi yang ada menunjukkan demikian.
Komisi Penyiaran Indonesia diamanatkan UU Penyiaran untuk melindungi kelompok marjinal di sektor penyiaran. Tapi sepertinya mereka ogah-ogahan.
Media sering mengambil peran dalam melanggengkan stereotipe dan diskriminasi terhadap kelompok marjinal. Apa jadinya ketika ia keluar dari rutinitas ini?
Aborsi, pertama-tama, harus dilihat sebagai hak perempuan untuk membuat keputusan atas tubuhnya.
Dunia olahraga kerap dianggap penuh dengan aktivitas fisik yang maskulin. Bagaimana media membingkai perempuan yang masuk dalam “dunia laki-laki” itu?
Kasus pemerkosaan sering ditampilkan secara vulgar dan sensasional di media. Praktik ini menciptakan mitos-mitos yang mempengaruhi cara kita memahami kekerasan seksual.
Lembaga pers mahasiswa Balairung menerbitkan sebuah laporan tentang kekerasan seksual di kampus. Laporan ini bukan saja kuat, tapi juga memicu diskusi penting soal etika menulis berita kekerasan seksual.