Bermula dari strategi ekonomi warga kelas bawah, “thrift shopping” kini menjadi aktivitas belanja kegemaran warga kelas menengah. Apa konsekuensinya?
Riset menunjukkan betapa “babak belurnya” media dalam mengabarkan RUU PKS dan kekerasan seksual.
Orang-orang terobsesi dengan agama artis favorit mereka. Lahan eksploitasi bagi industri hiburan.
Konsentrasi penyiaran di tangan segelintir konglomerat media menciptakan pilihan semu: jumlah stasiun TV beragam, tapi isinya seragam!
Televisi terbukti menghilangkan suara kritis terhadap produk legislasi paling bermasalah kita.
Potensi masalah UU Cipta Kerja bukan cuma dari aspek ketenagakerjaan atau lingkungan. UU ini juga menjadi tiket terusan bagi dominasi oligarki penyiaran.
Kami membuat riset kecil untuk menjawabnya, dan menemukan sejumlah praktik bermasalah yang dilakukan secara berjamaah.
Meliput cerita dari dua sisi tak berarti lebih akurat. Ia justru menyimpan bahaya-bahaya.
Gagasan dan perjuangan untuk mengubah kondisi sosial sudah lama menular lintas batas negara. Internet dan media sosial memberi warna baru bagi tradisi lama itu.
Kita butuh media yang dikelola dari, dengan, dan bagi publik. Meski masih banyak tantangan, kooperasi media adalah jawaban yang selama ini kita cari.
Wisata bencana adalah topik perdebatan yang pelik: ada yang sinis dan ada yang simpatik. Sikap media pun bergeser dari masa ke masa.