Menjelang masa pencoblosan capres-cawapres dalam pemilu 2024, kita semakin banyak dihadapkan pada beragam informasi politik dari media. Sayangnya, banyak yang beredar di linimasa bukan informasi yang membantu kita memilih secara rasional.

Alih-alih menyajikan berita yang mengajak pembaca kritis terhadap agenda-agenda para kandidat, media lebih sering menggoreng isu-isu politik yang memicu perdebatan netizen di media sosial. Berangkat dari informasi tidak substansial yang dikonsumsi oleh warga, keramaian percakapan tentang pemilu pun semakin jauh dari diskusi kritis yang berguna untuk membuat sebuah keputusan yang rasional.

Dalam berita mengenai ajang debat misalnya, kita bisa menemukan sejumlah berita seperti Gibran mengenakan sepatu UMKM, Ganjar-Mahfud berpakaian adat, hingga microphone Cak Imin jatuh. Pemilih yang rasional tentu tidak dapat menjadikan berita-berita semacam itu sebagai bahan pertimbangan. Mana mungkin memilih pemimpin berdasarkan wardrobe dan tingkah lucu. Berita politik semacam itulah yang kemudian kami sebut sebagai berita basa-basi.

Semakin mendekati tanggal 14 Februari, berita basa-basi semakin banyak beredar dan dikonsumsi. Jika terus dibiarkan, kualitas percakapan tentang hajat akbar ini akan terus terjebak pada hal-hal remeh. Kita dapat melihatnya di kolom komentar sejumlah akun instansi media yang berisi olok-olokan antar pendukung untuk menjatuhkan tokoh lawan atau membela tokoh junjungannya. Lalu, kapan kita mulai menguji program-program para calon penguasa tersebut?

Lewat dua langkah, kami ingin menawarkan gerakan yang mendorong perbincangan pemilu agar lebih bernas. Pertama, mengekspresikan sikap menolak adanya berita basa-basi. Kedua, mengajak publik untuk peduli dengan masalah berita-berita politik kita hari ini. Kami mengemas dua misi tersebut dalam gerakan bernama #TolakBasaBasiPolitik.

Bagaimana gerakan ini dilakukan?

Monitoring pemberitaan pemilihan presiden baik di media online nasional maupun lokal bersama dengan 100 orang anak muda di 9 kota.
Kampanye #TolakBasaBasiPolitik. Beberapa kegiatannya meliputi distribusi konten digital melalui media sosial Remotivi, melibatkan sembilan organisasi dan komunitas sebagai kolaborator, menghelat diskusi publik, media briefing, dan aktivasi relawan di sembilan kota untuk mengajak publik memilih dan memilah pemberitaan berkualitas.

Jika kita ingin diskusi politik yang bermutu, kita perlu mendorong media untuk memberi amunisi yang bermutu pula. Jika kita ingin memilih pemimpin secara rasional, kita perlu asupan informasi yang substansial. Jika benar politik itu asyik, maka kita perlu menolak basa-basi politik.

Bersama Anak Muda Menolak Basa Basi

Melalui media sosial Remotivi, kami mengajak 100 orang anak muda di 9 kota di Indonesia bersama-sama memantau pemberitaan media nasional dan lokal selama pemilu. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Malang, Medan, Makassar, Denpasar, Samarinda, dan Kupang. Lebih dari 120 orang mengisi formulir menyatakan kesedian mereka terlibat dalam program ini, dan 100 di antaranya kami pilih untuk terlibat.

Seratus anak muda ini kemudian mengikuti fase-fase aktivitas yang telah kami rancang sebelumnya untuk menyiapkan mereka menjadi pemantau media. Fase pertama adalah onboarding mereka ke dalam program dengan mengikuti Zoom meeting. Fase berikutnya, relawan di tiap kota diberikan pelatihan oleh fasilitator yang telah kami tunjuk dan latih. Terakhir, mereka diminta untuk memantau media nasional dan lokal di masing-masing daerah.

Pelatihan relawan oleh fasilitator di Kupang, Nusa Tenggara Timur (29/11/2023)

Pelatihan relawan oleh fasilitator di Makassar, Sulawesi Selatan (02/12/2023)

Kami telah memulai pemantauan media sejak 4 Desember 2023 lalu. Hampir 1.500 berita telah kami analisis sejak awal pemantauan hingga awal Januari. Rencananya, kami akan mempublikasikan hasil pemantauan ini sebulan sekali. Publikasi pertama telah dilakukan pada akhir Desember lalu melalui media sosial dan siaran pers. Kami merencanakan publikasi berikutnya dengan skala yang lebih besar, melibatkan berbagai pihak yang punya perhatian sama, termasuk menggelar menggelar media briefing dan diskusi publik.

Harapannya, suara anak-anak muda yang gelisah dengan kualitas informasi pemilu bisa sampai ke telinga elite media, atau jikapun tidak, menjadi bahan belajar bagi sesama pemilih untuk menavigasi jenis informasi yang bermanfaat dan tidak.

Laporan Temuan Periode 4-24 Desember 2023

Sebanyak 1.547 berita yang berasal dari 34 media daring^[1] di Indonesia berhasil dikumpulkan dan dianalisis. Dari jumlah itu, 799 berita menggunakan “bingkai pertandingan”. Jenis pemberitaan ini meliput politik seakan ajang perlombaan. Umumnya, berita ini hanya fokus pada siapa yang unggul dan siapa yang tertinggal. Sementara itu, 600 berita menggunakan “bingkai personalisasi” (fokus pada penokohan seperti sikap, gerak-gerik, karakter, hingga keluarga kandidat). Terakhir, 148 berita mengandung bingkai “pertandingan” dan sekaligus “personalisasi”.

Baik “bingkai pertandingan” dan “bingkai personalisasi ada di pemberitaan setiap kandidat calon presiden dan wakil presiden.

Kami lantas mengambil 20% sampel dari 488 berita untuk melakukan analisis tematik lebih jauh. Hasilnya, tema-tema berita tersebut bisa dilihat pada infografik di bawah.

Informasi bersifat renik-renik peristiwa ini mewarnai media sepanjang bulan Desember. Penekanan pada aspek basa-basi alih-alih yang berguna bagi pemilih tentu merugikan bagi demokrasi. Sayangnya, bahkan pada acara debat capres yang semestinya berisi gagasan, praktik pemberitaan basa-basi tetap menjadi corak dominan liputan media. Hasil penelusuran kami dari debat 12 dan 22 Desember, liputan media masih banyak menyoroti aspek remeh-temeh, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah.

Selain minimnya informasi bermanfaat, kecenderungan lain yang juga kami temukan adalah ketimpangan frekuensi pemberitaan capres dan cawapres di media-media yang pemiliknya menjadi bagian dari kubu-kubu politik pilpres. Sebagaimana kita tahu, pemilik MNC group Hary Tanoesoedibjo mendukung Ganjar Pranowo dan pemilik Media Indonesia, Surya Paloh, mendukung Anies Baswedan. Data yang dikumpulkan relawan kami menunjukkan kecenderungan frekuensi pemberitaan Anies yang lebih tinggi di Metrotvnews.com dan Ganjar di Okezone dan Sindonews.

Materi Narasumber Bersua Bersuara

Footnotes

Detik.com, Kompas.com, CNNIndonesia.com, Tribunnews.com, TvOnenews.com, MetroTVnews.com, Liputan6.com, Okezone.com, Kumparan.com, Tempo.co.id, Pikiran-rakyat.com, Suara.com, Sindonews.com, IDNTimes.com, CNBCIndonesia.com, JPNN.com, Viva.co.id, Republika.co.id, Ayo Bandung, Tribun Jabar, Surya Malang, Radar Malang, NusaBali.com, Tribun Bali, Suara Merdeka, Tribun Jateng, AnalisaDaily.com, Waspada.id, Pos Kupang, Victory News, Tribun Kaltim, Kaltim Post, Tribun Timur, dan Fajar Online

Tolak Basa Basi Politik